Produksi adalah kegiatan yang menciptakan, mengolah,
mengupayakan pelayanan, menghasilkan barang dan jasa atau usaha untuk
meningkatkan suatu benda agar menjadi lebih berguna bagi kebutuhan manusia.
Orang atau badan yang mengolah, menciptakan, dan menghasilkan barang atau jasa
disebut sebagai produsen.
Contoh kegiatan produksi:
a. kegiatan ekstraktif
b. kegiatan pertanian
c. kegiatan industri
d. kegiatan pertambangan
e. kegiatan jasa.
Contoh kegiatan produksi:
a. kegiatan ekstraktif
b. kegiatan pertanian
c. kegiatan industri
d. kegiatan pertambangan
e. kegiatan jasa.
FUNGSI PRODUKSI
fungsi produksi adalah fungsi yang menentukan output dari
perusahaan untuk semua kombinasi masukan. Sebuah fungsi meta-produksi (kadang-kadang
fungsi metaproduction) membandingkan praktek entitas yang ada mengkonversi
input menjadi output untuk menentukan fungsi praktek produksi yang paling efisien
dari entitas yang ada, apakah praktik produksi yang paling efisien layak atau
produksi praktek yang paling efisien yang sebenarnya. [
3] Klarifikasi diperlukan Dalam kedua kasus, output maksimum dari
suatu proses produksi teknologi-ditentukan adalahfungsi matematika dari satu atau lebih
masukan. Dengan kata lain, diberikan himpunan semua kombinasi teknis layak
output dan input, hanya mencakup kombinasi output maksimum untuk satu set input
tertentu akan merupakan fungsi produksi. Atau, fungsi produksi dapat
didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan masukan minimum yang diperlukan
untuk menghasilkan jumlah output yang ditunjuk, mengingat teknologi yang
tersedia. Hal ini biasanya dianggap bahwa fungsi produksi yang unik dapat
dibangun untuk setiap teknologi produksi.
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi
adalah:
1. Proses pengolahan,
merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (inputs),
2. Jasa-jasa penunjang,
merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik
dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan, merupakan
penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi
yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4. Pengendalian atau
perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan
masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan .
Everett dan Ebert (1992:5) memberikan definisi atau
pengertian fungsi produksi dengan mengatakan sebagai berikut :”Economic refer
to this transformation of resources into goods and services as the production
function for all operation systems the general goals is to create some kinds of
value added, so that the output are worth more to consumers than just the sun
of the individual inputs. ” Jadi fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya
lebih rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan
menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin dan
sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan
kepuasan pada konsumen. Dengan demikian untuk membuktikan apakah produksi
tersebut telah berjalan atau tidak, maka diperlukan suatu pemeriksaan yaitu
pemeriksaan manajemen. Sedangkan program pemeriksaan manajemen pada fiingsi
produksi yang akan dilakukan adalah perencanaan dan pengendalian produksi,
tenaga kerja produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses produksi.
Dengan asumsi bahwa output maksimum teknologi mungkin dari
himpunan input dicapai, ekonom menggunakan fungsi produksi dalam analisis yang
abstrak dari masalah teknik dan manajerial inheren terkait dengan proses
produksi tertentu. Masalah-masalah teknik dan manajerial efisiensi teknis diasumsikan untuk
dipecahkan, sehingga analisis yang dapat fokus pada masalah efisiensi alokatif . Perusahaan diasumsikan
membuat pilihan tentang alokasi berapa banyak masing-masing faktor input untuk
digunakan dan berapa banyak output untuk menghasilkan, mengingat biaya (harga
pembelian) dari setiap faktor, harga jual output, dan penentu teknologi
diwakili oleh fungsi produksi. Sebuah membingkai keputusan di mana satu atau
lebih input yang dipertahankan konstan dapat digunakan, misalnya, (fisik) modaldapat diasumsikan tetap (konstan) dalam jangka pendek , dan input tenaga kerja dan
kemungkinan lainnya seperti variabel bahan baku, sementara dalam jangka panjang , jumlah modal dan faktor-faktor
lain yang dapat dipilih oleh perusahaan adalah variabel. Dalam jangka panjang,
perusahaan bahkan mungkin memiliki pilihan teknologi, diwakili oleh berbagai
fungsi produksi mungkin.
Hubungan antara output ke input adalah non-moneter, yaitu
fungsi produksi berkaitan input fisik untuk output fisik, dan harga dan biaya
yang tidak tercermin dalam fungsi. Tetapi fungsi produksi tidak model lengkap
dari proses produksi: sengaja abstrak dari aspek inheren dari proses produksi
fisik yang sebagian orang akan berpendapat sangat penting, termasuk kesalahan,
entropi atau limbah. Selain itu, fungsi produksi tidak biasanya model proses bisnis , baik, mengabaikan peran
manajemen. (Untuk primer pada elemen fundamental dari teori produksi ekonomi
mikro, melihat dasar-dasar teori produksi ).
Tujuan utama dari fungsi produksi adalah untuk mengatasi
efisiensi alokatif dalam penggunaan input faktor dalam produksi dan distribusi
yang dihasilkan pendapatan untuk faktor-faktor. Berdasarkan asumsi-asumsi
tertentu, fungsi produksi dapat digunakan untuk memperoleh sebuah produk marjinal untuk setiap faktor, yang
berarti pembagian yang ideal dari pendapatan yang dihasilkan dari output ke
pendapatan karena masing-masing faktor input produksi.
Menentukan fungsi produksi
Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam bentuk fungsional
sebagai sisi kanan
Q = f (X 1, X 2, X 3 ,…, X n)
di mana:
Q = jumlah output
X 1, X 2, X 3 ,…, X n =
jumlah input faktor (seperti modal, tenaga kerja, tanah atau bahan baku).
Jika Q bukan matriks (yaitu skalar, vektor, atau bahkan
matriks diagonal), maka bentuk ini tidak mencakup produksi bersama, yang
merupakan proses produksi yang memiliki beberapa co-produk. Di sisi lain, jika f peta
dari R n ke R k maka fungsi produksi bersama
mengekspresikan penentuan jenis k output yang berbeda berdasarkan
pada penggunaan bersama dari jumlah tertentu dari input n.
Salah satu formulasi, tidak mungkin relevan dalam praktek,
adalah sebagai fungsi linear:
Q = a + b X 1 + X 2 + c
d X 3 + …
di mana a, b, c, dan d adalah parameter
yang ditentukan secara empiris.
Lain adalah sebagai Cobb-Douglas fungsi produksi:
Para fungsi produksi Leontief berlaku
untuk situasi di mana input harus digunakan dalam proporsi yang tetap, mulai
dari yang proporsi, jika penggunaan satu input meningkat tanpa orang lain
meningkat, output tidak akan berubah. Ini fungsi produksi diberikan oleh
Bentuk-bentuk lain termasuk elastisitas substitusi yang konstan fungsi
produksi (CES), yang merupakan bentuk umum dari fungsi Cobb-Douglas, dan fungsi
produksi kuadrat. Bentuk terbaik dari persamaan untuk menggunakan dan
nilai-nilai parameter(a, b, c, …) bervariasi dari perusahaan ke perusahaan
dan industri untuk industri. Dalam fungsi produksi jangka pendek setidaknya
satu dari X ‘s (input) adalah tetap. Dalam jangka panjang semua
faktor input adalah variabel pada kebijaksanaan manajemen.
PASAR MONOPOLI
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya
terdapat satu perusahaan saja dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak
mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Artinya Pasar Monopoli
terjadi dimana hanya ada satu penjual produk, dan tidak ada produk lain yang
menjadi pengganti (no substitutes) dari produk yang diperdagangkan oleh si
monopolis (orang yang menjalankan monopoli). Seluruh pasar yang bersangkutan,
dia sendirilah yang menguasainya, dengan kata lain, di pasar itu tidak terdapat
barang lain yang sejenis, sehingga si monopolis tidak perlu mempertimbangkan
pengaruh firma lain terhadap ketetapannya mengenai harga maupun
jumlah yang diperdagangkan. Mengingat akan hal itu dalam pasar monopoli tidak
ada pesaing bagi yang melakukannya. Dalam sistem ekonomi realita, jenis pasar
monopoli ini sangat jarang tidak mendapat persaingan dari penjual lain.
Meskipun dalam suatu pasar misalnya hanya terdapat satu penjual sehingga tidak
ada pesaing secara langsung dari penjual lain, tetapi penjual tunggal tersebut
akan menghadapi pesaing secara tidak langsung dari penjual lain yang
menghasilkan produk yang dapat merupakan alternatif produk pengganti yang tidak
sempurna.
PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli dari segi bahasa berasal dari kata olio
yang berarti beberapa dan poli yang artinya penjual adalah pasar di mana
penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah
perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memosisikan dirinya
sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang
mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua
usaha promosi, iklan,
pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan
untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktik oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya
untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar, dan
juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk
menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas,
sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan
praktik oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada
industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi,
seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli
dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya
oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang
bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga
ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan
ketentuan yang mengatur mengenai kartel
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah pasar di mana penjual dan
pembeli sangat banyak sehingga harga tidak dapat ditentukan oleh seseorang
melainkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna:
a) pembeli dan penjual banyak sehingga penjual dan pembeli secara perseorangan tidak dapat sesukanya menentukan harga di pasar
b) barang yang diperjualbelikan bersifat homogen
c) pemerintah tidak ikut campur dalam pembentukan harga
d) pembeli bebas memilih produk
e) penjual dan pembeli mengetahui keadaan pasar.
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna:
a) pembeli dan penjual banyak sehingga penjual dan pembeli secara perseorangan tidak dapat sesukanya menentukan harga di pasar
b) barang yang diperjualbelikan bersifat homogen
c) pemerintah tidak ikut campur dalam pembentukan harga
d) pembeli bebas memilih produk
e) penjual dan pembeli mengetahui keadaan pasar.
PENDAPATAN NASIONAL DAN METODENYA SERTA KETERBATASAN METODENYA
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari
penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu
tahun. Perhitungan tersebut berdasarkan anggapan bahwa pendapatan nasional
merupakan penjumlahan biaya hidup selama setahun. Konsep pendapatan nasional
pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya.pada tahun
1665. Namun pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern,
sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, alat utama sebagai pengukur kegiatan
perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (gross National Product, GNP) yaitu
seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh suatu negara
yang diukur menurut harga pasar. Oleh karena itu pengertian pendapatan nasional
adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara
dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan
uang.
Metode Pendapatan Nasional
Tiga Metode Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional merupakan ukuran umum tentang perkembangan perekonomian dan kegiatan ekonomi suatu negara. Pokok permasalahan untuk mengukur kegiatan ekonomi masyarakat yaitu:
1. Berapa barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam satu tahun?
2. Berapa balas jasa (pendapatan) yang diterima oleh masyarakat dalam satu tahun?
3. Berapa pembelanjaan masyarakat selama satu tahun?
Untuk menjawab ketiga permasalahn tersebut dikembangkan tiga pendekatan/metode Pendapatan Nasional yaitu:
1. Pendekatan/metode Produksi (Production Approach/method)
2. Pendekatan/metode Pendapatan (Income Approach/method)
3. Pendekatan/metode Pembelanjaan (Spending Approach/method)
Metode Produksi
Metode produksi yaitu metode yang digunakan untuk menghitung barang dan jasa hasil produksi masyarakat suatu negara dalam satu tahun. Yang dihitung hanya barang dan jasa akhir (final goods).
Hasil penghitungannya dinilai dalam uang yang disebut Produksi Nasional (PDB = Produk Domestik Bruto atau GDP = Gross Domestic Product). Produksi Nasional (PDB atau GDP) merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara selama satu tahun.
Metode Pendapatan
Metode pendapatan digunakan untuk menghitung balas jasa yang diterima oleh masyarakat selama satu tahun.
Hasil penghitungannya disebut Pendapatan Nasional (Yearly Income, dilambangkan dengan Y). Pendapatan Nasional adalah total nilai balas jasa yang diterima oleh masyarakat suatu negara dalam satu tahun.
Pendapatan masyarakat terdiri dari:
• Tenaga kerja memperoleh balas jasa berupa upah/gaji (w = wage)
• Modal memperoleh balas jasa berupa bunga (i = interest)
• Tanah dan SDA memperoleh balas jasa berupa sewa (r = rent)
• Pengusaha memperoleh balas jasa berupa laba (p = profit)
• Penghasilan campuran (mixed income) yang merupakan gabungan dari upah/gaji, bunga, sewa, dan laba.
Pendapatan Nasional rumusnya: Y = w + i + r + p
Metode Pengeluaran/Pembelanjaan (Spending Approach
Metode pengeluaran/pembelanjaan digunakan untuk menghitung pengeluaran/pembelanjaan masyarakat selama satu tahun. Hasil penghitungannya disebut Pembelanjaan Nasional (National Spending). Pembelanjaan Nasional adalah total pembelanjaan masyarakat suatu negara selama satu tahun.
Pengertian masyarakat disini menunjuk pada para pelaku ekonomi. Para pelaku ekonomi terdiri dari:
1. Pengeluaran para konsumen disebut konsumsi (C = Consumption)
2. Pengeluaran para produsen disebut investasi (I = Investment)
3. Pengeluaran pemerintah disebut pembelanjaan pemerintah (G = Governmen Expenditure)
4. Pengeluaran masyarakat luar negeri disebut ekspor netto (Xn = Net Export), selisih antara ekspor (X = Export dan impor (M = Import).
Jadi pembelanjaan nasional terdiri dari Y = C + I + G + X - M
Pendapatan Nasional merupakan ukuran umum tentang perkembangan perekonomian dan kegiatan ekonomi suatu negara. Pokok permasalahan untuk mengukur kegiatan ekonomi masyarakat yaitu:
1. Berapa barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam satu tahun?
2. Berapa balas jasa (pendapatan) yang diterima oleh masyarakat dalam satu tahun?
3. Berapa pembelanjaan masyarakat selama satu tahun?
Untuk menjawab ketiga permasalahn tersebut dikembangkan tiga pendekatan/metode Pendapatan Nasional yaitu:
1. Pendekatan/metode Produksi (Production Approach/method)
2. Pendekatan/metode Pendapatan (Income Approach/method)
3. Pendekatan/metode Pembelanjaan (Spending Approach/method)
Metode Produksi
Metode produksi yaitu metode yang digunakan untuk menghitung barang dan jasa hasil produksi masyarakat suatu negara dalam satu tahun. Yang dihitung hanya barang dan jasa akhir (final goods).
Hasil penghitungannya dinilai dalam uang yang disebut Produksi Nasional (PDB = Produk Domestik Bruto atau GDP = Gross Domestic Product). Produksi Nasional (PDB atau GDP) merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara selama satu tahun.
Metode Pendapatan
Metode pendapatan digunakan untuk menghitung balas jasa yang diterima oleh masyarakat selama satu tahun.
Hasil penghitungannya disebut Pendapatan Nasional (Yearly Income, dilambangkan dengan Y). Pendapatan Nasional adalah total nilai balas jasa yang diterima oleh masyarakat suatu negara dalam satu tahun.
Pendapatan masyarakat terdiri dari:
• Tenaga kerja memperoleh balas jasa berupa upah/gaji (w = wage)
• Modal memperoleh balas jasa berupa bunga (i = interest)
• Tanah dan SDA memperoleh balas jasa berupa sewa (r = rent)
• Pengusaha memperoleh balas jasa berupa laba (p = profit)
• Penghasilan campuran (mixed income) yang merupakan gabungan dari upah/gaji, bunga, sewa, dan laba.
Pendapatan Nasional rumusnya: Y = w + i + r + p
Metode Pengeluaran/Pembelanjaan (Spending Approach
Metode pengeluaran/pembelanjaan digunakan untuk menghitung pengeluaran/pembelanjaan masyarakat selama satu tahun. Hasil penghitungannya disebut Pembelanjaan Nasional (National Spending). Pembelanjaan Nasional adalah total pembelanjaan masyarakat suatu negara selama satu tahun.
Pengertian masyarakat disini menunjuk pada para pelaku ekonomi. Para pelaku ekonomi terdiri dari:
1. Pengeluaran para konsumen disebut konsumsi (C = Consumption)
2. Pengeluaran para produsen disebut investasi (I = Investment)
3. Pengeluaran pemerintah disebut pembelanjaan pemerintah (G = Governmen Expenditure)
4. Pengeluaran masyarakat luar negeri disebut ekspor netto (Xn = Net Export), selisih antara ekspor (X = Export dan impor (M = Import).
Jadi pembelanjaan nasional terdiri dari Y = C + I + G + X - M
Keterbatasan Metode Pendapatan Nasional
Kelemahan-kelemahan dari perhitungan pendapatan nasional
terutama disebabkan dengan terbatasnya data yang ada, lebih-lebih untuk negara
berkembang. Sumber data yang tersedia seringkali tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan. Oleh karena itu untuk menghitung tingkat pendapatan nasional banyak
sekali ditemui hambatan-hambatan dalam memperoleh data, seperti data pendapatan
penduduk yang masih banyak sekali kelemahan-kelemahan dalam cara perhitungan,
data mengenai jumlah penduduk dan sebagainya yang kesemuanya itu tidak terlepas
dari keterbatasan petugas di lapangan dan juga terbatasnya biaya. Hal ini akan
berbeda sekali keadaannya bila dibandingkan dengan negara-negara maju.
Dari uraian diatas, didukung juga dari adanya suatu kesepakatan oleh para ahli ekonomi pembangunan, bahwa pendapatan nasional perkapita (GNP perkapita) ini memang tidak dapat dijadikan suatu ukuran dalam menilai keberhasilan pembangunan walaupun ukuran ini masih terus dipakai oleh banyak negara di negara berkembang. Adapun alasan yang dapat dikemukakan adalah, bahwa ukuran ini tidak dapat menunjukan bagaimana pendapatan nasional didistribusikan dan siapa yang sebetulnya menikmati pertumbuhan ekonomi. Sebab dapat saja pertumbuhan pendapatan nasional dan pendapatan nasional perkapita menyembunyikan kenyataan, bahwa posisi ekonomi golongan miskin tidak bertambah baik atau malah bertambah buruk bersamaan dengan bertambah lebarnya jurang perbedaan di antara yang kaya dengan yang miskin.
Dari uraian diatas, didukung juga dari adanya suatu kesepakatan oleh para ahli ekonomi pembangunan, bahwa pendapatan nasional perkapita (GNP perkapita) ini memang tidak dapat dijadikan suatu ukuran dalam menilai keberhasilan pembangunan walaupun ukuran ini masih terus dipakai oleh banyak negara di negara berkembang. Adapun alasan yang dapat dikemukakan adalah, bahwa ukuran ini tidak dapat menunjukan bagaimana pendapatan nasional didistribusikan dan siapa yang sebetulnya menikmati pertumbuhan ekonomi. Sebab dapat saja pertumbuhan pendapatan nasional dan pendapatan nasional perkapita menyembunyikan kenyataan, bahwa posisi ekonomi golongan miskin tidak bertambah baik atau malah bertambah buruk bersamaan dengan bertambah lebarnya jurang perbedaan di antara yang kaya dengan yang miskin.
SUMBER :