SEJARAH
EYD(Ejaan Yang Disempurnakan)
Ejaan
merupakan penggambaran lambang-lambang bunyi ajaran dan interelasi antar
lambang dalam suatu bahasa. Ejaan mengalami beberapa tahap perkembangan.
Sebelum Ejaan Yang Disempurnakan, ejaan telah mengalami perubahan berulang
kali. Awalnya yaitu ejaan Van Ophusyen yang di tetapkan pada tahun 1901 yang di
susun oleh Ch.A van Ophusyen.Lalu mulai berkembang lagi ejaan yang disebut
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi yang di ketuai Mr.Soewandi, yang disusun
pada tanggal 19 Maret 1997.Ejaan Pembaharuan yang diketuai oleh Profesor
Prijono,kemudian diganti dengan E.Katoppo sehingga ejaan pembaharuan di kenal
dengan konsep Ejaan Prijono-Katoppo.Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia) yang
disusun atas kerja sama antara pihak Indosia yang diwakili oleh Slamet Muljana
dan pihak Persekutuan Tanah Melayu yang dipimpin oleh Syed Nasir bin
Ismail,memiliki konsep ejaan hampir sama dengan konsep ejaan pembaharuan.Ejaan
Baru atau LBK (Lembaga Bahasa dan Kasusastraan) yang dibentuk oleh Kepala
Lembaga Bahasa dan Kasusastraan.Kemudian baru penggunaan “Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Telah Disempurnakan” telah diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia Soeharto tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1972.
Pengertian Ejaan
Ejaan
dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum, secara khusus
ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik
berupa huruf demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok
kata atau kalimat.
Secara
umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi
bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya yang dilengkapi pula dengan
penggunaan tanda baca.
Dari
keterangan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ejaan merupakan hal-hal
mencakup penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim, angka
dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca. Selain itu, juga tentang
pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
Fungsi Ejaan
Dalam
kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa
maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting.
Fungsi tersebut antara lain sebagai berikut :
Sebagai
landasan pembakuan tata bahasa.
Sebagai
landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.
Alat
penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Di
samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga
mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu
pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.
Perkembangan
Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan Van Ophuysen
Ejaan
Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam sebuah buku Kitab
Logat Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, Ejaan Van Ophuysen pun dinyatakan
berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang
dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim. Sebelum Ejaan Van Ophuysen disusun para penulis pada umumnya mempunyai
aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal, kata, kalimat, dan
tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang digunakan pada waktu itu sangat
beragam. Terbitnya Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak mengurangi kekacauan ejaan
yang terjadi pada masa itu.
Beberapa
hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai berikut :
1. Huruf y ditulis dengan j
1. Huruf y ditulis dengan j
Misalnya
:
Sayang : Sajang
Yakin : Jakin
Saya : Saja
Sayang : Sajang
Yakin : Jakin
Saya : Saja
2. Huruf
u ditulis dengan oe
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
3. Huruf
k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya
:
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Rusak : Rusa’
4. Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya :
Jakarta : Djakarta
Raja : Radja
Jalan : Djalan
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Rusak : Rusa’
4. Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya :
Jakarta : Djakarta
Raja : Radja
Jalan : Djalan
5. Huruf
c ditulis dengan tj
Misalnya :
Pacar : Patjar
Cara : Tjara
Curang : Tjurang
6. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Misalnya :
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir
Makhluk : Machloe’
Misalnya :
Pacar : Patjar
Cara : Tjara
Curang : Tjurang
6. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Misalnya :
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir
Makhluk : Machloe’
Ejaan Republik( Ejaan soewandi )
Ejaan
Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh Mr. Soewandi. Penyusunan ejaan baru
dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku sebelumnya yaitu Ejaan Van
Ophuysen juga untuk menyederhanakan sistem ejaan bahasa Indonesia. Pada tanggal
19 Maret 1947, setelah selesai disusun ejaan baru itu diresmikan dan ditetapkan
berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A, tanggal 19 Maret 1947. ejaan baru itu
diresmikan dengan nama Ejaan Republik.
Ejaan
Repubik lazim disebut Ejaan Soewandi karena nama itu disesuaikan dengan nama orang
yang memprakarsainya. Seperti kita ketahui, Soewandi merupakan nama Menteri
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan ketika ejaan itu disusun oleh karena
itu, kiranya wajar jika ejaan yang disusunnya juga dikenal sebagai Ejaan
Soewandi.
Beberapa
perbedaan yang tampak mencolok dalam kedua ejaan iu dapat diperhatikan dalam
uraian di bawah ini :
1.
Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u dalam Ejaan
Republik
2. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam Ejaan Republik
3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik
4. Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan
5. Tanda trema (“) dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan Republik
Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberikan beberapa contoh antara lain sbb :
1. Ejaan Van Ophuysen Ejaan Republik
2. Oemoer Umur
3. Ma’loem Maklum
4. Rata-rata Rata-rata, rata2
5. ẽkor ekor
Hal ini yang dapat diamati dalam Ejaan Republik ialah digunakan e pepet sebagai bunyi pelancar kata khususnya pada kata-kata baru yang asalnya tidak menggunakan e pepet misalnya :
1. Ejaan yang benar Ejaan yang salah
2. Kritik Keritik
3. Pabrik Paberik
4. Praktik Peraktik
Meskipun dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku seelumnya, Ejaan Republik ternyata masih memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain karena huruf-huruf seperti F,V,X,Y,Z,SJ(Sy) dan Ch(Kh) yang lazim digunakan untuk menulis kata-kata asing tidak dibicarakan dalam ejaan baru itu. Padahal, huruf-huruf tersebut pada masa itu masih merupakan permasalahan dalam bahasa Indonesia.
2. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam Ejaan Republik
3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik
4. Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan
5. Tanda trema (“) dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan Republik
Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberikan beberapa contoh antara lain sbb :
1. Ejaan Van Ophuysen Ejaan Republik
2. Oemoer Umur
3. Ma’loem Maklum
4. Rata-rata Rata-rata, rata2
5. ẽkor ekor
Hal ini yang dapat diamati dalam Ejaan Republik ialah digunakan e pepet sebagai bunyi pelancar kata khususnya pada kata-kata baru yang asalnya tidak menggunakan e pepet misalnya :
1. Ejaan yang benar Ejaan yang salah
2. Kritik Keritik
3. Pabrik Paberik
4. Praktik Peraktik
Meskipun dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku seelumnya, Ejaan Republik ternyata masih memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain karena huruf-huruf seperti F,V,X,Y,Z,SJ(Sy) dan Ch(Kh) yang lazim digunakan untuk menulis kata-kata asing tidak dibicarakan dalam ejaan baru itu. Padahal, huruf-huruf tersebut pada masa itu masih merupakan permasalahan dalam bahasa Indonesia.
Ejaan Pembaharuan
Ejaan
pembaharuan merupakan suatu yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan
Republik.Di bentuk pada tanggal 19 juli 1956.Konsep Ejaan pembaharuan dikenal
dengan ejaan Prijono-Katoppo,sebuah nama yang di ambil dari dua nama tokoh yang
pernah mengetuai panitia ejaan itu. Awalnya profesor Prijono yang mengetuai
panitia itu, lalu menyerahkan kepemimpinannya kepada E.Katoppo karena masa itu Profesor
Prijono di angkat menjadi Menteri Pendidikan,Pengajaran dan Kebudayaan sehingga
tidak sempat lagi melanjutkan tugasnya sebagai ketua panitia ejaan kemudian
dilanjutkan oleh E.Katoppo.
Konsep
Ejaan Pembaharuan yang menarik ialah di sederhanakannya huruf-huruf yang berupa
gabungan konsonan dengan huruf huruf tunggal.Atau bersifat fonemis artinya
setiap fonem dalam ejaan itu di usahakan hanya di lambangkan dengan satu huruf.
Tampak
seperti contoh di bawah ini :
1.
Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j
2. Gabungan konsonan tj di ubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng di ubah menjadi ŋ
4. Gabungan konsonan nj di ubah menjadi ñ
5. Gabungan konsonan sj di ubah menjadi š
Gunakan vokal ai, au dan oi(di sebut diftong) di tulis berdasarkan pelafalannya yaitu ay, aw, dan oy.
Misal :
2. Gabungan konsonan tj di ubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng di ubah menjadi ŋ
4. Gabungan konsonan nj di ubah menjadi ñ
5. Gabungan konsonan sj di ubah menjadi š
Gunakan vokal ai, au dan oi(di sebut diftong) di tulis berdasarkan pelafalannya yaitu ay, aw, dan oy.
Misal :
Satai →
satay
Harimau → harimaw
Amboi → amboy
Serta huruf j, seperti pada kata jang di ubah menjadi y sesuai dengan ejaan Bahasa Indonesia.
Harimau → harimaw
Amboi → amboy
Serta huruf j, seperti pada kata jang di ubah menjadi y sesuai dengan ejaan Bahasa Indonesia.
Ejaan Melindo
Melindo
ialah akronim dari Melayu-Indonesia.Merupakan ejaan yang di susun atas kerja
sama antara pihak Indonesia Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu
(malaysia) di pimpin oleh Syed Nasir bin Ismail.Yang tergabung dalam Panitia
Kerja Sama Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia.Tahun 1959 berhasil merumuskan ejaan
yaitu ejaan Melindo.
Awalnya
Ejaan Melindo di maksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang di gunakan di kedua
negara tersebut.Namun karena pada masa itu terjadi ketegangan politik antara
Indonesia dan malaysia, Ejaan itupun akhirnya gagal diresmikan.Sebagai
akibatnya pemberlakuaan ejaan itu tidak pernah di umumkan.
Dalam
ejaan melindo tidak jauh beda dengan ejaan pembaharuan,karena ejaan itu
sama-sama berusaha menyederhanakan ejaan dengan menggunakan sistem fonemis.
Hal yang berbeda ialah dalam ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta Di ganti dengan c menjadi cinta.Juga gabungan konsonan nj,seperti pada kata njonja di ganti dengan huruf nc yang sama sekali masih baru.
Hal yang berbeda ialah dalam ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta Di ganti dengan c menjadi cinta.Juga gabungan konsonan nj,seperti pada kata njonja di ganti dengan huruf nc yang sama sekali masih baru.
Ejaan Baru (Ejaan LBK)
Merupakan
lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo.Pelaksananya pun terdiri dari
panitia Ejaan LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan,sekarang bernama Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang
berhasil merumuskan ejaan yang disebut Ejaan Baru.Namun lebih di kenal dangan
ejaan LBK.
Konsep
Ejaan ini di susun berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain:
1. Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap fonem di lambangkan dengan satu huruf.
1. Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap fonem di lambangkan dengan satu huruf.
2.
Pertimbangan Praktis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan
secara teknis itu di sesuaikan dengan keperluan praktis seperti ke adaan
percetakan dan mesin tulis.
3.
Pertimbangan Ilmiah yaitu Pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan itu
mencerminkan studi yang mendalam mengenai kenyataan bahasa dan masyarakat
pemakainya.
Gabungan konsonan dj di ubah
menjadi j
Misalnya :
remadja → remaja
djalan → jalan
Misalnya :
remadja → remaja
djalan → jalan
Gabungan konsonan tj di ubah
menjadi c.
Misalna :
tjakap → cakap
batja → baca
Misalna :
tjakap → cakap
batja → baca
Gabungan konsonan nj di uban
menjadi ny.
Misalnya :
Sunji → sunyi
Njala → nyala
Misalnya :
Sunji → sunyi
Njala → nyala
Gabungan konsonan sj di ubah
menjadi sy.
Misalnya :
Sjarat → syarat
Sjair → syair
Misalnya :
Sjarat → syarat
Sjair → syair
Gabungan konsonan ch di ubah
menjadi kh.
Misalnya :
Tachta → takhta
Ichlas → ikhlas
Misalnya :
Tachta → takhta
Ichlas → ikhlas
Huruf j di ubah menjadi y
Misalnya :
Padjak → pajak
Djatah → jatah
Misalnya :
Padjak → pajak
Djatah → jatah
Huruf e taling dan e pepet
penulisannya tidak dibedakan dan hanya di tulis dengan e/tanpa penanda.
Misalnya :
Ségar → segar
Copèt →copet
Misalnya :
Ségar → segar
Copèt →copet
Huruf asing f, v, dan z di
masukkan kedalam sistem ejaan bahasa Indonesia karena huruf huruf itu banyak di
gunakan.
Misalnya :
Fasih
Vakum
Zaman
Misalnya :
Fasih
Vakum
Zaman
Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan
(EYD)
Ejaan
Yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden Republik indonesia Soeharto
pada tanggal 16 Agustus 1972.merupakan lanjutan dari ejaan baru atau ejaan LBK.
Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman umum,karena dasarnya hanya
mengatur hal-hal yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat
khusus,yang belum di atur dalam pedoman itu,yang di sesuaikan dengan bertitik
tolak pada pedoman umum itu.
Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di susun sebelumnya,terutama ejaan republik yang di padukan pula dengan konsep konsep ejaan pembaharuan,ejaan melindo dan ejaan baru.
Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di susun sebelumnya,terutama ejaan republik yang di padukan pula dengan konsep konsep ejaan pembaharuan,ejaan melindo dan ejaan baru.
1. Perubahan huruf
- Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar
Tj →tjakap,pertjaja
Nj → njata,sunji
Ch → achir, chawatir
- EYD :
J → jika, wajar
C → cakap, percaya
Ny → nyata, sunyi
Kh → akhir, khawatir
2. Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Misalnya :
Khilaf
Fisik
Zakat
Universitas
3. Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap di gunakan , misalnya pada kata furqan dan xenon.
4.
Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang merupakan kata depan.
Sebagai awalan, di- di tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya,
sedangkan di sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misal :
Awalan →
di-
dicuci
dibelikan
dilatarbelakangi
Kata depan →
Di
Di kantor
Di belakang
Di tanah
Awalan →
di-
dicuci
dibelikan
dilatarbelakangi
Kata depan →
Di
Di kantor
Di belakang
Di tanah
5. Kata
Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan.
Misalnya
:
Anak-anak,
bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
Hal hal apa sajakah yang di atur dalam EYD ?
Yang di atur dalam EYD yaitu :
a) Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
b) Penulisan kata
c) Penulisan tanda baca
d) Penulisan singkatan dan akronim
e) Prnulisan angka dan lambang bilangan
f) Penulisan unsur serapan.
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
Hal hal apa sajakah yang di atur dalam EYD ?
Yang di atur dalam EYD yaitu :
a) Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
b) Penulisan kata
c) Penulisan tanda baca
d) Penulisan singkatan dan akronim
e) Prnulisan angka dan lambang bilangan
f) Penulisan unsur serapan.
SUMBER :